Melihat Pesta Seni Berpadu Lifestyle dalam Art Jakarta 2017

Melihat Pesta Seni Berpadu Lifestyle dalam Art Jakarta 2017

Jakarta. Di kota ini setiap hari terwujud puncak perayaan dan pemenuhan gaya hidup, terutama bagi penduduknya yang berada di bagian menjelang dan teratas gunung kemakmuran di Indonesia. Disini pula modernitas paling mutakhir terekam dalam jejak langkah negeri yang katanya masih berkembang ini. 

Lifestyle, gaya hidup menjadi sajian utama untuk setiap komoditas yang hendak ditawarkan. Gaya hidup bukan lagi menjadi pembungkus dan pengemas, melainkan koentji. Gaya hidup menjadi pelebur sekat-sekat sektor; makan, olahraga, keuangan, ekonomi, wisata, pengasuhan anak, ibadah, kantor, transportasi, pendidikan, sekolah, teknologi, industri, otomotif, hingga seni. Apalagi yang ansih semacam fashion, musik, hiburan, gadget, digital. 

Peleburan lifestyle ini menjadikan komoditas menjadi makin menyenangkan untuk dinikmati, sebagai perangsang bagi indera manusia; pleasure to see, to feel, to taste, to touch and please let me add one important thing, to be captured and upload to social media. 

Art Jakarta 2017, sebuah art fair terbesar di Indonesia, yang konsep awalnya merupakan pasar, wadah bagi para seniman dan galeri seni untuk bertemu dengan penikmat dan kolektor seni. Art fair ini diinisiasi, dikembangkan dan dibesarkan di Jakarta, sebuah kota dimana gaya hidup diproduksi dan diciptakan setiap hela nafasnya. Sejak tahun-tahun awal itu pula, Art Jakarta hadir sebagai sebuah art fair bertaraf internasional yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Mulai dari penikmat seni pemula hingga kolektor dan praktisi dunia senirupa.

Art Jakarta juga hadir sebagai hub dan tempat untuk menjalin network antar pencinta dan pelaku senirupa. Kemudahan akses, konsep pameran dan program-program yang dihadirkan membuat Art Jakarta senantiasa menarik minat masyarakat hingga menjadi tujuan favorit keluarga di akhir pekan. Tidak hanya membukakan wawasan terhadap seni rupa, Art Jakarta juga meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni.

Infusi lifestyle menjadi sesuatu yang penting dan dominan, seperti yang baru kita saksikan dalam Art Jakarta 2017 yang berlangsung dari tanggal 27 hingga 30 July 2017 ini. Tidak seperti event-event seni biasanya yang secara natural menjadi terbatas, lebih introvert dan apa adanya, Art Jakarta memposisikan diri sebagai sebuah festival seni bernuansa gaya hidup yang megah dan terbuka. Secara ukuran, Art Jakarta jelas mendefinisikan sebagai art fair terbesar, dari lokasi yang dipilih -reception dan ballroom Ritz Carlton Pacific Place Jakarta seluas 3600 m2- hingga koleksi seni yang dibawa disini yang mencapai lebih dari 3600 unit. 

Art Jakarta menjadi festival seni yang sangat rupawan, menarik, interaktif, eksploratif dan menghibur. Art Jakarta menghadirkan banyak sekali ragam dan program yang menggabungkan komponen seni dan lifestyle. Pengunjung pun diajak menikmati seni dengan sentuhan gaya hidup – tidak terlalu kontekstual. Tidak hanya menghadirkan karya seni berkelas internasional, pengunjung dapat berinteraksi dengan berbagai cabang seni lewat instalasi dari produk fashion dan lifestyle ternama, mengikuti Creative Art Class, sesi Creative Talk atau berpartisipasi dalam pelelangan untuk mendukung komunitas seni di Jakarta. Setiap hari pengunjung Art Jakarta juga dapat menikmati live painting dari seniman-seniman terkemuka seperti Douglas Diaz.

live painting seniman Isur Suroso

booth Aqua Reflections kolaborasi dengan seniman Eko Nugroho


Dibandingkan dengan dua tahun lalu, pengunjung Art Jakarta meningkat hampir 45% dan angka transaksi naik hingga dua kali di tahun 2016. Angka ini menunjukkan sumbangsih nyata Art Jakarta dalam menumbuhkan apresiasi seni dan memperkuat posisi Indonesia dalam peta seni Asia dan dunia.

Program baru dalam Art Jakarta kali ini adalah BEKRAF Emerging Artists, yang didedikasikan untuk seniman muda Indonesia. Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) memberikan ruang bagi para seniman muda untuk menampilkan karya mereka. Karya-karya yang masuk berupa lukisan, fotografi, instalasi, dan lain sebagainya. Sebanyak 45 karya yang terpilih ditampilkan di area khusus selama Art Jakarta 2017 berlangsung.

booth Bekraf yang menampilkan 45 emerging artists

Selama Art Jakarta 2017 berlangsung, penggemar seni akan dimanjakan dengan lebih dari 1.500 karya seni galeri lokal dan mancanegara. Dari Indonesia sebanyak 20 galeri dan dari luar negeri sebanyak 33 galeri, termasuk Sotheby’s, PearlLam Galleries dan Gnani Arts. Di Art Jakarta 2017, pengunjung dapat menikmati karya seni dari seniman-seniman berikut ternama seperti Masayoshi Nojo, SHIN Hyung Loc, Lee Yu Jin, Danny O’Connor, Aurelie Bauer, Gerrico Blanco, Mochtar Apin, Abenk Alter, Suryadi Suyamtina, Valentine Febri, dan masih banyak lagi.

Selain karya seni, para pengunjung bisa menikmati suguhan dari Taste pop-up restaurant yang dikepalai oleh koki bertaraf Michelin-star, Yan Bernard Lejard dari The-Ritz-Carlton Bahrain. Para pengunjung Art Jakarta 2017 juga bisa menikmati pameran instalasi karya seniman. Seperti, instalasi karya Eko Nugroho maupun instalasi karya desainer Patrick Owen. Desainer kelahiran Indonesia ini berkolaborasi dengan visual artist Indonesia, yaitu Anton Ismael, Muhammad Taufik (EMTE), Fajar P. Domingo dan Tatiana Romanova Surya, dalam perspektif dialog berbentuk kepingan visual art. Patrick mendefinisikan beauty secara personal dengan menebarkan sulaman di atas kain transparan yang kontras sehingga menimbulkan bentrokan emosi.

Salah satu instalasi seni yang akan mencuri perhatian adalah “Rumah Kaca” oleh Patricia Untario yang dipersembahkan oleh L’Occitane. Berukuran 4 x 2,6 x 2,6 m, instalasi ini berbentuk butiran air yang berisi bunga immortelle – lambang dari L’Occitance. Instalasi ini berisi cermin yang akan merefleksikan bayangan bunga immortelle dan cahaya dari dalam ruangan – membuatnya seakan terlihat immortal, abadi. Instalasi ini sejalan dengan visi L’Occitane seperti yang diungkapkan oleh pendiri L’Occitane, Olivier Baussa, “Untuk meneruskan tradisi kecantikan dan ‘savoir-faire’ dari Perancis Selatan lewat produk yang mampu diapresiasi di zaman modern ini.”

Masih banyak yang dihadirkan dalam Art Jakarta dalam menarik sebanyak mungkin partisipasi pengunjung untuk mengapresiasi seni secara lebih bergaya. Ada ArtBar, yang menjual merchandise Art Jakarta berupa scarf, clutch, tas, dan notebook. Didesain oleh seniman Indonesia, seperti Ugo Untoro, Radi Arwinda, Indra Dodi dan Hendra ‘Hehe’ Harsono.


Program charity juga selalu dihadirkan tiap tahun, kali ini Art Jakarta 2017 menggalang dana untuk Yayasan Mitra Museum Jakarta dan Jakarta Contemporary Ceramic Biennale melalui lelang benda-benda yang diberi sentuhan karya seniman. Seniman-seniman terbaik Indonesia berkolaborasi dan secara artistik mengubah tampilan Samsung Galaxy Tab S3, kulkas retro Modena, piring keramik Zen Fine Porcelain, skateboard serta sneakers (Adidas dan Converse) yang telah dilelang pada Minggu, 30 Juli.

VIP invitation kini bukan lagi hanya sebuah undangan untuk kesempatan spesial mengunjungi seluruh area pameran lebih dulu, tetapi juga menjadi akses untuk menikmati promo spesial di banyak toko gaya hidup. 

Sebuah fusi seni-lifestyle yang hanya mungkin terjadi di kota besar seperti Jakarta. Semoga impact positifnya pun sebesar penyelenggaraannya, karena harapan kita bersama adalah generasi muda Indonesia tumbuh menjadi generasi pencinta seni karena seni memperkaya jiwa dan memperhalus rasa.



Edwin's Gallery  -  Albert Art Gallery, Widayat (Urban - 2000)

student tour - Zico Albaiquni


See also:
-- Ikhtiar Bersama Menuju Fashion yang Etis & Berkelanjutan -- Sinergi UKM dan Desainer dalam Pagelaran Festival Joglosemar -- Saptodjodjokartiko SS 2019; An Extraordinary Fashion Presentation -- Melihat Pesta Seni Berpadu Lifestyle dalam Art Jakarta 2017 --

Tags

please login to comment.

RELATED ARTICLES

Mempertanyakan Penonton dalam 'Drama Penonton' Festival Teater Jakarta 2019

Mempertanyakan Penonton dalam 'Drama Penonton' Festival Teater Jakarta 2019

READ MORE
MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI

MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI

Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia yang digelar dua tahunan ini hadir kembali di Galeri Nasional Indonesia

READ MORE