MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI
By modest.id - Aug 7, 2022Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia yang digelar dua tahunan ini hadir kembali di Galeri Nasional Indonesia
Karya Ajar Ardianto_Tribute to Attribute_2020
Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kembali menggelar Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia MANIFESTO. Pameran ini diinisiasi dan digelar oleh Galeri Nasional Indonesia secara konsisten setiap dua tahun sekali. MANIFESTO kali ini hadir sebagai gelaran ke-8 dengan mengangkat tajuk TRANSPOSISI.
Pameran MANIFESTO diselenggarakan pertama kali pada tahun 2008 dalam rangka menyambut peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional. Berlanjut MANIFESTO kedua “Percakapan Masa” (2010), MANIFESTO #3 “ORDE dan KONFLIK” (2012), MANIFESTO No.4 “Keseharian” (2014), MANIFESTO V “ARUS” (2016), MANIFESTO 6.0 “MULTIPOLAR: Seni Rupa Setelah 20 Tahun Reformasi” (2018), MANIFESTO VII “PANDEMI”, dan sekarang MANIFESTO VIII “TRANSPOSISI”. Tujuan dari MANIFESTO sendiri adalah untuk memetakan perkembangan seni rupa di Indonesia, yang kemudian diwujudkan sebagai manifesto atau pernyataan sikap dalam ekspresi seni rupa. Penyelenggaraan MANIFESTO tahun ini berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, khususnya terkait dengan lokasi pameran yang kali ini bertempat di Galeri Nasional Indonesia (GNI) dan gedung bersejarah STOVIA (kini disebut Museum Kebangkitan Nasional), Jakarta. Relasi kedua lokasi itu menyegarkan kembali gagasan awal penyelenggaraan Pameran MANIFESTO kali pertama (2008) sebagai peringatan momen satu abad gerakan Kebangkitan Nasional Indonesia (sejak 1908).
Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia MANIFESTO VIII “TRANSPOSISI” dikuratori oleh Rizki A. Zaelani, Suwarno Wisetrotomo, Citra Smara Dewi, dan Teguh Margono. Diungkap Rizki, Pameran MANIFESTO terus menegaskan dua hal penting, bahwa perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia kini telah mengembangkan model apresiasi publik terhadap ekspresi karya-karya seni rupa yang dipresentasikan di ruang-ruang publik (termasuk gedung STOVIA yang kini dijadikan museum kesejarahan). Gagasan penciptaan karya-karya seni rupa kontemporer Indonesia pun, pada umumnya, tetap menjadi khas dan signifikan karena selalu menghubungkan dinamika kemajuan masyarakat kontemporer kini dengan landasan pembelaan sikap-sikap kebangsaan.
Sedangkan “TRANSPOSISI” sebagai tema kerja kurasi maupun judul pameran ini lebih dari sekadar undangan bagi para seniman untuk menentukan posisi dan peran kerja penciptaan seni mereka yang baru (atau sekadar “reposisi”). Tema “TRANSPOSISI” terutama menganggap penting upaya pengetahuan dan kesadaran para seniman untuk terus memeriksa kamus gagasan serta tindakan penciptaan seni yang sebelumnya telah dikerjakan masing-masing seniman untuk menciptakan lokasi peran seni yang terbarukan. “Pendek kata, pameran ini memanfaatkan gagasan ‘TRANSPOSISI’ sebagai kemungkinan cara untuk terus menemukan atau menciptakan bentuk-bentuk yang hidup dari ekspresi perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia, kini dan masa kemudian,” kata Rizki.
Menurut Suwarno, “Pameran MANIFESTO VIII ‘TRANSPOSISI’ memiliki arti penting bagi; pertama, jagad wacana dan praktik seni rupa di Indonesia karena menghadirkan seniman dan karya seni melalui proses kurasi yang tajam di bawah bingkai keindonesiaan, kebangsaan, serta keseharian; kedua, seniman berada dalam tantangan untuk mengelaborasi ide-ide kurasi yang terus bergerak seiring dengan isu-isu aktual dan kontekstual dalam karya seni visual; dan ketiga, publik seni maupun masyarakat luas dapat menyaksikan sekaligus mengonfirmasi perkembangan wacana dan praktik seni mutakhir.”
Karya Julianus (Yulianus Yaps)_Garis-Garis Melodi (Melody Lines)_2022
“Berbagai dinamika, perubahan, peralihan, hingga ‘turbulensi’ dalam proses berkesenian para perupa menjadi pertaruhan pada pameran MANIFESTO VIII kali ini. Sinergitas antara seni, sains, dan teknologi yang saling berkelindan dengan mengusung tema-tema masa lalu, masa kini, dan masa mendatang membawa imajinasi, persepsi, dan interpretasi publik tentang konsep kebangsaan melalui karya seni rupa kontemporer,” kata Citra.
Pameran Manifesto VIII “TRANSPOSISI” menampilkan karya 108 perupa Indonesia (perorangan dan kelompok), masing-masing menyuguhkan 108 karya yang dipilih berdasarkan hasil seleksi kurasi karya-karya dari 613 calon peserta yang mengajukan melalui undangan terbuka (open call). Karya-karya tersebut berupa lukisan, grafis, drawing, mural, patung, instalasi, found object, kolase, kriya tekstil, fotografi, seni digital, video art, animasi, video mapping, dan virtual reality.
Karya-karya yang dipamerkan, menurut Rizki, menunjukkan jenis dan karakter medium ekspresi yang beraneka. Bentuk dan ukuran karya-karya bervariasi: ukuran maksimal dengan sifatnya yang ekspansif atau instalatif, atau ukuran minimal yang justru memilih karakter ekspresi yang lebih intim. “Ada tiga catatan penting dalam watak medium ekspresi: pertama, adanya kecenderungan intensifikasi pengolahan medium-medium ekspresi yang bersifat konvensional (dari gambar, lukisan, atau patung); kedua, adanya jenis eksplorasi dan perluasan karakter medium ekspresi dari gabungan berbagi material, objek, atau benda yang termanifestasikan sebagai kesatuan gagasan; dan ketiga, adanya penggabungan atau interaksi antara medium karya yang bersifat aktual dengan karya digital yang bersifat virtual,” jelasnya.
Karya I Ketut Putrayasa_Sisyphus Game_2020
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto berharap, “Melalui Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia MANIFESTO VIII ‘TRANSPOSISI’, diharapkan para perupa memiliki kepekaan yang tajam untuk membuat seni rupa memiliki posisi dan peran krusial yang mampu berkontribusi positif dalam kehidupan masyarakat dan mendorong kemajuan zaman.” “Semoga karya-karya dalam pameran ini juga mampu menggugah para apresiator untuk turut mendukung perkembangan dan kemajuan seni rupa serta berkontribusi bagi masa depan Indonesia,” tuturnya.
Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia MANIFESTO VIII “TRANSPOSISI” dapat dikunjungi publik mulai 27 Juli hingga 26 Agustus 2022. Pameran ini digelar di dua tempat: di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, buka setiap hari (kecuali hari libur nasional), pukul 10.00-19.00 WIB, registrasi di situs web https://gni.kemdikbud.go.id/kunjungi-kami; dan di Museum Kebangkitan Nasional, buka hari Selasa-Minggu (kecuali hari libur nasional), pukul 08.00-16.00 WIB, registrasi di situs web https://muskitnas.net/. Selain digelar secara luring, publik juga akan bisa mengakses 360 pameran ini di situs web https://gni.kemdikbud.go.id/
PERUPA PESER2TA
Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia
MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI
See also:
--
Kapten John, Dari Lukisan Sutra ke Mural --
Lukisan Tentang Fragmentasi Idealisme Karya Muhammad Yakin Menangkan UOB Painting of the Year 2024 --
Kesegaran Art Jakarta Gardens 2022 --
MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI --