Karya Keren 12 Desainer, Anak Muda Aceh di Runway MUFFEST+

Sebuah inisiatif kreatif dari Aceh, kumpulan anak yang mewadahi segala potensi sumber daya manusia di Aceh, dengan nama Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH). Dengan berbagai fasilitas dan program, Amanah menjadi wadah bagi anak muda Aceh mengembangkan kreativitasnya di berbagai bidang.  

Dalam bidang fashion yang menjadi sektor ketiga yang paling diminati, Amanah mewadahi para desainer muda, untuk mengembangkan keahliannya, hingga menjadi jalan promosi ke level yang lebih tinggi. Pada event MUFFEST+ 2024 Road to IN2MF hari ketiga pada tanggal 10 Agustus 2024 lalu, Amanah membawa 12 desainer muda Aceh memamerkan koleksinya. Dengan sambutan dan apresiasi yang sangat meriah, bahkan dihadiri oleh menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bapak Sandiaga Uno. 

 

Yayang Revia - Tasya Aureliya

Salah seorang desainer, Cut Junischa merasa bangga bisa membawa semangat Aceh yang tertuang dalam desain koleksinya, ke runway MUFFEST+. Cut menjelaskan karyanya kali ini berjudul Kemala Cahaya yang terinspirasi seorang prajurit perempuan pada masa Kesultanan Aceh pimpinan Sultan Iskandar Muda. Hal itu dinilai sebagai bentuk emansipasi di Aceh yang sudah terjadi sejak masa lalu.

Selain Cut, ada pula desainer asal Aceh lainnya. Yakni, Amira Vanisa, Muchlisin, Nabila Fatin Jannata, Najwa Anjani, Tasya Aureliya, Asmayanti, Azzahra Fadhilah, Khairatul Masyhurah, Yayang Revia, Zikra Ulfa dan Khairul Fajri Yahya.

Koleksi busana mereka diberi tema “The Reign of Sultan: The Great Story of Aceh”. Tema tersebut terinspirasi dari masa kejayaan Kesultanan Aceh pimpinan Sultan Iskandar Muda yang menjadi era paling berpengaruh dan dihormati dalam sejarah. Kekayaan budaya Aceh yang memikat dan anggun terlihat dari koleksi busana mereka. Perjalanan waktu ditunjukkan melalui karya-karyanya yang dijelaskan melalui tiga kata: Militer, Trade, Islamic Revolution.

  

Cut Junischa - Amira Vanisa


Karya para desainer binaan Amanah mendapatkan apresiasi yang tinggi dari berbagai pihak di festival tersebut. Cut berharap pencapaian itu bisa diikuti oleh generasi muda di Aceh melalui program di Amanah. Mengikuti ajang tersebut jadi pengalaman berharga bagi seorang desainer asal Aceh lainnya yang bernama Muchlisin. Menurutnya, masih banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan dari para pemuda di Aceh.

Para desainer muda ini sebelumnya mendapatkan pelatihan dari para desainer Indonesian Fashion Chamber, salah satunya Ali Charisma. Ali menekankan pentingnya mengangkat budaya lokal, seperti bordir dan batik Aceh dalam desain fesyen. Dia juga memberikan tips kepada peserta untuk tetap jujur pada kondisi budaya setempat, mengangkat budaya Aceh, menentukan target pasar yang tepat, dan konsisten dalam berkarya.

Menurut Ali yang dikutip pasca pelatihan yang pada bulan Juni 2024, "Jadi tips and tricknya menurut saya itu, yang pertama harus jujur pada kondisi di tempat khususnya pada budaya Aceh. Kedua, mengangkat budaya Aceh, mencari target pasar yang tepat saya yakin banyak target pasar yang cocok dengan produk-produk Aceh, seperti batik, bordir dan tenun. dan yang terakhir adalah harus konsisten,' papar Ali.


See also:
-- Karya Keren 12 Desainer, Anak Muda Aceh di Runway MUFFEST+ -- Tekstil & Fashion Indonesia Menuju Rusia dalam Pameran CPM Moscow -- Koleksi Vintage Floral ala Kami x Sarah Sofyan -- London Fashion Week Trip, Kami bersama Bamed --

Tags

please login to comment.

RELATED NEWS

Kiciks Muslimah Persembahkan Rilisan Koleksi Lebaran 2024

Kiciks Muslimah Persembahkan Rilisan Koleksi Lebaran 2024

READ MORE
'Modest Vibes' Fashionality 2023 Tampilkan Kolaborasi Ritel Tekstil dan Desainer

'Modest Vibes' Fashionality 2023 Tampilkan Kolaborasi Ritel Tekstil dan Desainer

D'fashion Textile Bandung bersama 4 desainer menciptakan koleksi bertema Modest Luxurious

READ MORE