Sulam dan Bordir Bukittinggi akan Diangkat dalam Koleksi Utama Shafira 2017

Mungkin banyak dari kita yang masih ingat dengan kain Songket Silungkang yang diangkat oleh Shafira pada tahun 2016 ini? Saat itu Shafira memperkenalkan seluk beluk tenun Silungkang yang telah turun temurun menjadi kekayaan budaya primadona dari Sumbar. Kecantikan Songket Silungkang ini kemudian diterjemahkan dalam koleksi eksklusif Shafira, dan langsung dibawa untuk diperkenalkan ke mata internasional melalui ajang New York Couture Fashion Week pada September 2015.

Tidak lama berselang, Shafira menampilkan koleksi Silungkang yang indah ini kepada publik di Indonesia Fashion Week di bulan Februari 2016. Berbeda dengan koleksi pertama yang bernuansa warna hitam dan silver, kali ini Shafira memilih ragam warna pink sebagai warna dominan, sehingga look yang ditampilkan sangat manis, feminin dan ultra romantis. Koleksi ini menjadi pusat perhatian pada event fashion tahunan di Jakarta ini, karena baru pertama kali Songket Silungkang berwarna gradasi pink diolah menjadi busana muslim yang sangat manis dan eksklusif.


Menjelang tahun 2017, Shafira rupanya telah mempersiapkan tema besar koleksi, dan kali ini masih mengambil inspirasi kekayaan budaya Sumatra Barat. Giliran sulam dan bordir Bukittinggi yang memang sudah melegenda sejak lama dan menjadi mata keahlian serta pencaharian banyak perempuan di Bukittinggi. 

Awalnya Shafira ingin menggali inspirasi gaya dan tema dari belahan dunia yang lain, setelah sebelumnya memadukan material Songket Silungkang dengan sentuhan gaya twenties metropolis ala Amerika. Kini arahan gaya itu berpindah di sekitar Eropa Timur, terutama Hungaria dengan gaya gipsynya. Konon Hungaria merupakan penemu teknik bordir yang kita kenal hingga saat ini, sehingga tradisi embroidery memang sangat kuat di negara tersebut. Akrab dengan atasan bergaya leher sabrina dengan detail jahit smock dan berornamen bordir? Biasanya dipadu dengan bawahan rok model tumpuk, mengingatkan kita pada gaya wanita-wanita gipsy. Nah, begitulah gambaran pakaian khas dari Hungaria.

Melihat ornamen bordir yang sangat eksotis tersebut, mengingatkan pada bordir dan sulam khas Bukittinggi, yang juga sudah sangat lekat dengan teknik craftmanship tersebut. Karena itulah Shafira ingin memadukan kedua cultural heritage ini, kekayaan wastra lokal dengan gaya dari Eropa Timur. 

Kain berhiaskan bordir dan sulam dari Bukittinggi, biasanya dipakai sebagai tunik dan selendang oleh wanita-wanita di Sumbar, dipadukan dengan sarung songket sebagai bawahan. Shafira kemudian mengolah material ini menjadi gaya busana muslim yang modern, yang berbeda. Koleksi sulam dan bordir ini akan kembali diangkat dan diperkenalkan oleh Shafira kepada dunia internasional, melalui beberapa rencana event pada tahun depan.

Selain itu, koleksi ini nantinya juga akan dipersembahkan kepada publik di Indonesia pada panggung Indonesia Fashion Week 2017. What a great plan for year ahead! Sambil menghitung hari memasuki tahun 2017, berikut sneak peek dari koleksi yang ditunggu-tunggu ini. 

   

  

See also:
-- Pilihan Gaun Muslimah 'Fe.z' dari Fenita Arie -- Bagian dari Trade Expo Indonesia, Jakarta Muslim Fashion Week 2023 Resmi Digelar -- Ini Para Pemenang Muslima Model Muse 2016! -- Presiden Joko Widodo Membuka MUFFEST 2018 --

Tags

please login to comment.

RELATED NEWS

Authentic & Timeless, The Icons Denim from Wrangler

Authentic & Timeless, The Icons Denim from Wrangler

READ MORE
Eskapisme dari Gaya Monoton, Koleksi Studio 133 Biyan SS 2020

Eskapisme dari Gaya Monoton, Koleksi Studio 133 Biyan SS 2020

READ MORE