Semarak Rona Modest Wear Jogja Fashion Week 2018

Semarak Rona Modest Wear Jogja Fashion Week 2018

Sebagai kota dengan kekayaan budaya dan seni yang kuat, Jogja menawarkan karakter fashion tersendiri. Jogja menjadi resource city yang menghasilkan batik dan kain tenun khas Jogja, lurik. Kedua material ini sangat lekat dengan industri fashion Jogja, meskipun kreatifitas para desainernya tidak dibatasi oleh material tersebut. 

98 desainer berpartisipasi pada event fashion tahunan terbesar kota ini, Jogja Fashion Week 2018. Sekitar 35 persennya merupakan desainer yang merancang busana muslim/modest wear, dan sebagian besar masih mengeksplorasi batik dan kain tradisional, yang memang menjadi fokus Jogja sebagai kota fashion etnik. Pada event ini sebagian desainer menggunakan material tekstil Bemberg™, yang merupakan hasil turunan dari benang bemberg yang ditenun menjadi kain dengan kualitas serat hampir menyerupai sutra namun dengan harga yang jauh dibawahnya. Material ini dapat diolah lagi menjadi kain batik, ataupun print. 

Beberapa desainer dan brand busana muslim/modest wear yang tidak asing lagi di Jogja antara lain Wening Angga, Mudrika Paradise, Sogan Batik, dan MODA, turut berpartisipasi dalam event yang diselenggarakan di Hartono Mal, 20-23 November kemarin. Jogja Fashion Week 2018 juga menghadirkan desainer dari luar Jogja, seperti Ina Priyono, Hannie Hananto, Belinda Ameliyah, Liza Supriyadi, dan beberapa nama lainnya. Tidak ketinggalan Jogja Young Designers yang  memamerkan debut koleksinya di hari pertama fashion week. 


  

Wening Angga

  

MODA

Wening Angga yang konsisten menggunakan batik dalam desainnya, kali ini menampilkan batik bernuansa warna oranye, dengan styling mix n match yang memadukan dress batik dengan luaran seperti biker jacket. Mengacu pada tren Neo Medieval, Indonesia Tren Forecasting 2019/2020. Dengan aksesoris sneaker dan topi sporty, menguatkan inspirasi wonder women masa kini. 

MODA merupakan kumpulan desainer muda dan pelaku bisnis fashion Jogja yang berperan mengembangkan tren busana muslim di Jogja sejak beberapa tahun terakhir. Di panggung Jogja Fashion Week 2018 ini MODA menampilkan koleksi baru bertema preppy dengan paduan warna merah dan abu-abu, bergaya mix n match dan mencerminkan semangat muda. 



Desainer senior Jogja Lia Mustafa juga menyuguhkan koleksi modest wear, dengan material bemberg yang diolah menjadi batik bermotif kontemporer. Lia mendesain koleksi ini juga mengacu pada tren Neo Medieval, yang mencerminkan ketangguhan. Mengangkat tema Absurd, yang mencerminkan hidup yang seharusnya penuh rasa dan warna, namun terkadang diperhitungkan serupa monokrom, hitam dan putih.

Corak modest wear lainnya ditampilkan oleh Iffah M. Dewi melalui Sogan Batik, dengan aksen aksara jawa yang menjadi ciri khasnya. Ada pula Liza Supriyadi, desainer asal Semarang yang memadukan bahan satin dan brokat berwarna pastel, mencoba tampil berbeda dengan batik yang biasanya menghiasi karya desainnya


    

Iffah M. Dewi (Sogan Batik), Liza Supriyadi, Dani Paraswati


Echodigo yang berarti batik eco printing dengan pewarnaan indigo, menjadi tema besar koleksi Ina Priyono yang ditampilkan dengan musik latar yang sangat lucu dan menarik ini. Desainer asal Semarang ini tampil dengan desain yang ekspresif, yang berbeda dengan biasanya. Dikemas dengan gaya sporty yang seru, dan terkesan dinamis.

Batik ini dibuat dengan teknik ecoprint menggunakan bahan pewarna alami indigofera yang diolah oleh petani Kampung Malon dan diproses sendiri. Motif dibuat dari daun yang ada di sekitar sehingga menghasilkan motif yang berbeda-beda dalam satu kain. Daun yang digunakan adalah daun pakis, bamboo, jarak, indigo, daun waru serta tanaman rambat.

Dengan potongan sporty, perpaduan antara jacket, skirt, blouse, long dress, dan outer menghasilkan 8 look ready-to-wear yang dikemas apik oleh Ina Priyono. 

  

Ina Priyono


See also:
-- Gaya Resort Tuty Adib Mengolah Batik Bayat Pewarna Alam -- Gaya Jalanan Alleira x Rama Dauhan? YES Please! -- Jogja yang Mencari Posisi di antara Batik dan Fashion -- Fashion Symphony 2018, Mengangkat Keindahan Kain Indonesia dengan Semangat Kewirausahaan --

Tags

please login to comment.

RELATED ARTICLES

Indonesia Internasional Modest Fashion Festival (IN2MF) Debut in Paris

Indonesia Internasional Modest Fashion Festival (IN2MF) Debut in Paris

READ MORE
Modest, Streetwear & Rebel dalam DNA Rani Hatta

Modest, Streetwear & Rebel dalam DNA Rani Hatta

READ MORE