Desainer Bercerita dalam Sajian Fashion Teatrikal ala MUFFEST+ Media Viewing
By modest.id - Mar 7, 2024Fashion sebagai ekspresi seni sekaligus menjadi sektor ekonomi kreatif, haruslah selalu menantang diri untuk menampilkan karya, konsep dan tawaran yang berbeda dan tidak biasa. Unsur kreatif ini harus selalu menjadi energi yang membuat industri fashion semakin berkembang dan diminati, menjadi kebanggaan sebagai produk Indonesia.
Para pelaku fashion menantang diri untuk menampilkan tawaran rilisan produk dan tren baru, tidak melulu dalam format fashion show seperti yang sering kita lihat. Seperti yang dilakukan oleh perhelatan fashion muslim tahunan terbesar di Indonesia, Muslim Fashion Festival (MUFFEST)+, yang dalam rangkaian acara Road to MUFFEST+ 2024, menyelenggarakan 'Media Viewing', sebuah presentasi fashion berkonsep teatrikal. Berlangsung di Ice Palace, Lotte Mall Jakarta, 1-3 Maret 2024.
MUFFEST+ Media Viewing merupakan presentasi tren fashion dengan format yang berbeda dari yang biasa kita lihat selama ini. Dalam gelaran ini, para desainer dan brand fashion muslim Indonesia akan mempresentasikan koleksi tren 2024-2025 dalam format teatrikal yang menampilkan keragaman karya, kreativitas, dan inovasi dalam industri fashion muslim Indonesia dengan latar tempat Ice Palace yang ikonik.
Mengusung tema “Indonesia As A Hub for Global Modest Fashion”, MUFFEST+ Media Viewing 2024 menampilkan sebanyak 24 desainer dan brand yang mencapai 300 koleksi. Setiap desainer dan brand akan menampilkan 'pertunjukan' masing-masing yang bercerita tentang koleksinya, mulai dari konsep desain, produksi, hingga pemasaran di hadapan para fashion editors dan fashion buyers dari e-commerce, department store, reseller, loyal customer, dan lainnya yang secara khusus diundang dalam acara ini.
“MUFFEST+ Media Viewing dihadirkan sebagai showcase untuk memperlihatkan perkembangan tren, kreativitas, dan inovasi dalam industri fashion muslim yang diharapkan dapat menjadi acuan fashion muslim global. Kami berharap melalui perhelatan ini dapat menunjukkan kepada dunia bahwa industri fashion muslim Indonesia memiliki potensi untuk berkembang secara global,” papar Lenny Agustin, National Chair Indonesian Fashion Chamber (IFC).
Lebih lanjut, Ali Charisma, Advisory Board Indonesian Fashion Chamber (IFC) menjelaskan, “Perhelatan ini memberikan ruang bagi media untuk menggali lebih dalam sebuah konsep koleksi dari desainer dan brand fashion muslim Indonesia. Suatu koleksi memiliki story telling yang ingin diketahui oleh publik. Melalui event ini, kami juga bermaksud memberikan panggung dan apresiasi yang setara kepada brand-brand rintisan yang dapat memberikan dampak baik pada industri fashion dan lingkungannya, meskipun secara komersial dan finansial belum semapan brand-brand besar.”
Keseluruhan koleksi yang dipresentasikan dalam MUFFEST+ Media Viewing ini meliputi ragam gaya busana muslim, antara lain street wear, urban wear, dan evening wear. Fashion presentation pada hari pertama yaitu Fashion Parade I menampilkan koleksi dari ALEZA bertema Elixir Ensemble, HijabChic dengan tema Arabella, Hajeera dengan tema Brisa Sunset to Starlight, GIOMI dengan tema Townspeople, Yanti Adeni X WLOV dengan tema Daphne, dan Batik Chic by Novita Yunus dengan tema Eternal Journey. Kemudian pada hari kedua, Fashion Parade II menampilkan koleksi dari Rose.Ma.Lina X Sofie dengan tema Urban Fusion, Yoha dengan tema Simbiosis, Hannie Hananto dengan tema Mother and Daughter Story, Anggia Handmade dengan tema Soulmate, dan Rosie Rahmadi x Shoes by TXTURE dengan tema Adolescence.
Masing-masing desainer berusaha menampilkan 'ceritanya' melalui perpaduan tata letak panggung, digital backdrop, tata suara/musik, tata cahaya, instalasi, hingga gerak langkah para model, dengan koleksi busananya. Seperti GIOMI yang tampil pada hari pertama, menyuguhkan tema townspeople melalui gambaran suasana urban/kota besar yang hiruk pikuk, dengan latar belakang lanskap kota Jakarta. Muslimah yang beraktifitas di kota besar yang memiliki banyak urusan dengan penuh problematika, kerumitan, dan kesimpang siuran. Dengan desain busana santun, dress longgar, abaya dan setelan syar'i serba monokrom, berpadu dengan sentuhan motif abstrak, GIOMI memperlihatkan para wanita yang mampu menaklukkan tantangan tersebut. Dengan potongan tersebut, menghasilkan look modern yang bergerak harmoni dalam ritme kota besar.
Lihat pula desainer Rosie Rahmadi yang selalu fasih bercerita dalam tiap karyanya, kali ini mempertemukan tarian Sufi dan wisdom dari Rumi, dengan keindahan busana tak hanya indah tapi membawa pesan yang bermakna tentang perkembangan remaja. "Adolescence" eksplorasi yang menarik tentang kesadaran diri, ketahanan, dan pencerahan. Setiap pakaian dalam koleksi ini berfungsi sebagai simbol perjalanan menuju kedewasaan dan pertumbuhan spiritual, mencerminkan hubungan yang mendalam antara individu, alam semesta, dan yang Ilahi.
Melalui 12 tampilan Urban Style yang dirancang secara detail, Rosie Rahmadi menggambarkan evolusi remaja menjadi individu yang percaya diri dan tangguh. Dari penemuan diri hingga kedalaman spiritual yang mendalam, "Adolescence" mencerminkan inti pertumbuhan pribadi.
"Adolescence" terinspirasi dari kebijaksanaan abadi Rumi, dengan semangat dan kekuatan cinta yang mendalam menjadi cahaya panduan untuk menghadapi tantangan hidup. Koleksi ini adalah bukti dari kekuatan yang mengangkat kecantikan yang muncul dari kesulitan.
See also:
--
Indonesian Fashion Chamber, Satu Tahun yang Padat dan Produktif --
Strategi Memenangkan Modest Fashion Indonesia di Pasar Dalam Negeri --
Desainer Bercerita dalam Sajian Fashion Teatrikal ala MUFFEST+ Media Viewing --
Dari Grunge hingga Terpal Bag, Interpretasi Tren Mode di Jakarta Fashion Trend 2019 --