5 Lukisan Paling Penting dan Bersejarah Koleksi Istana
By ketupatkartini - Aug 11, 2016Peringatan Kemerdekaan Indonesia yang berusia 71 tahun pada 2016 ini menjadi sangat spesial, karena untuk pertama kalinya istana kepresidenan RI memamerkan koleksi lukisan dan benda seninya kepada masyarakat luas. Pameran bertajuk "17|71; Goresan Juang Kemerdekaan" ini digelar selama bulan Agustus 2016, di Galeri Nasional Jakarta Pusat.
17|71, angka 1 dan 7 yang menjadi angka yang lebih istimewa lagi tahun ini, angka 17 telah terpatri abadi dan sakral bagi bangsa Indonesia, sebagai tanggal kemerdekaan. Jika angka itu dibalik menjadi 71, sumbu utamanya adalah peringatan atas kemerdekaan. Selama 71 tahun Indonesia telah mampu memilih 7 presiden dengan tetap mengedepankan 1 tujuan, Negara Kesatuan.
Pameran lukisan dan benda-benda seni koleksi Istana Presiden ini adalah ajang perdana untuk menjadikan publik mengenal benda-benda seni yang selama ini menjadi konsumsi segelintir orang. Lukisan dan benda seni milik istana tentu merupakan karya istimewa, dan tentu saja bersejarah, serta tidak ternilai harganya. Banyak lukisan menjadi bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia, dan menjadi penanda perjuangan bangsa.
Jumlah keseluruhan lukisan dan benda seni koleksi Istana Kepresidenan RI (dari semua istana, baik di Jakarta, Bogor, Jogja dan Bali) hampir 3000, dan yang dipamerkan kepada publik kali ini hanya 1% saja, sebanyak 28 lukisan. Pemilihan koleksi yang akan dipamerkan tentu dengan pertimbangan ketat, dan memang dipilih lukisan-lukisan yang penting dan memiliki makna khusus. Tidak heran jika pengunjung tidak henti-hentinya mengunjungi pameran ini sejak dibuka tanggal 2 Agustus lalu.
Saya penasaran, dari 28 lukisan yang dipamerkan (yang kesemuanya tentu merupakan benda seni penting dan berharga), adakah lukisan yang paling istimewa dan paling penting, terutama bagi kolektor pertamanya, Presiden Soekarno? Saya berbincang dengan seorang kurator seni (tetapi beliau bukan kurator pada pameran ini) yang sudah lama mengenal lukisan-lukisan milik istana, Bambang Asrini. Ternyata menurut beliau ada 5 lukisan yang bisa dianggap paling penting dari seluruh koleksi, berikut 5 karya tersebut dan narasinya.
1. Penangkapan Pangeran Diponegoro (Raden Saleh, 1857)
Lukisan legendaris ini sudah dikenal hingga ke seluruh dunia, karena pelukisnya, Raden Saleh pun merupakan pelukis yang sudah melanglang buana. Kita bahkan sudah sering melihat cuplikan lukisan ini di berbagai media, buku sejarah dan lainnya. Melihat lukisan aslinya secara langsung memang luar biasa, megah dan saya terpesona (saya tidak bisa dengan tepat menggambarkan perasaan saat itu). Lukisan ini terinspirasi oleh lukisan pelukis Belanda bertajuk Penyerahan Diri Pangeran Diponegoro, karya tahun 1930. Ada nada perlawanan dan rasa nasionalisme sebagai bangsa Indonesia, yang membuat Raden Saleh mengerjakan lukisan ini. Dengan sudut pandang penangkapan, yang berarti ada unsur paksaan dari pihak Belanda, yang memang seperti itu kejadian sebenarnya (Raden Saleh menggambar dirinya dalam lukisan, sebagai seorang saksi penangkapan yang penuh kecurangan tersebut). Berbeda dengan pelukis Belanda yang menggambarkannya dengan 'penyerahan diri', yang mengesankan kekalahan.
2. Pangeran Diponegoro (Basoeki Abdullah, 1949)
Lukisan ini menjadi lukisan pertama yang menyambut pengunjung di ruang pameran, menggambarkan potret kegagahan seorang pahlawan Indonesia. Basoeki Abdullah sebagai pelukis begitu peduli dengan tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Dan lukisan yang dibuat di Belanda ini diberikan Basoeki kepada Presiden Soekarno yang keduanya memiliki hubungan yang sangat dekat, seperti saudara.
3. Memanah (Henk Ngantung, 1943 )
Lukisan ini secara kebetulan menjadi latar belakang pembacaan proklamasi kemerdekaan RI. Presiden Soekarno sendiri yang menemukan lukisan ini, dan berkomentar "Lukisan bagus. Ini sebuah simbol bangsa Indonesia yang terus, terus dan terus bergerak maju". Saat membeli lukisan ini, sebenarnya Henk Ngantung belum selesai melukisnya, ada bagian yang belum sempurna karena tidak ada model. Saat itu juga presiden Soekarno menawarkan diri menjadi model, dan Henk pun langsung menyelesaikannya. Lukisan aslinya sudah rusak sebagian, dan sudah direproduksi orisinal oleh Haris Purnomo.
4. Gadis Melayu dengan Bunga. (Diego Rivera, 1955)
Lukisan ini konon hasil rayuan maut Soekarno. Awalnya, lukisan ini oleh presiden Meksiko, Lopez tidak akan diberikan kepada siapapun karena merupakan lukisan yang sangat langka dan bersejarah bagi bangsa Meksiko. Tetapi entah bagaimana caranya, Soekarno berhasil merayu dan mendesaknya, sehingga mereka meluluskan permintaan Soekarno untuk memboyong lukisan tersebut ke Indonesia.
5. Rini. (Ir. Soekarno, 1958)
Ini adalah lukisan yang dilukis sendiri oleh presiden Soekarno. Awalnya, saat di Bali Dullah sebagai pelukis istana baru membuat sketsa seorang perempuan, dan belum sempat melukisnya karena harus kembali ke Jakarta. Tahu-tahu selama sepuluh hari di Bali bung Karno menyelesaikan sketsa Dullah dan menjadi lukisan Rini ini. Tidak diketahui pasti sebenarnya siapa sosok Rini dalam lukisan ini.
See also:
--
Makna Berdaya bagi Para Ibu Indonesia --
Wajah, Rupa dan Lukisan Koran Yang Merekam INDONESIA --
Imajinasi dan Prasangka dalam 'Dilarang Menyanyi Di Kamar Mandi' --
Karya Desainer Indonesia Memukau Amsterdam Modest Fashion Week 2019 --