5 Desainer Mengolah Tenun Majalaya, Ciptakan Gaun Cantik Berkelas

5 Desainer Mengolah Tenun Majalaya, Ciptakan Gaun Cantik Berkelas

Panggung pekan mode Fashionality 2023 dari APPMI Jawa Barat pada hari pertama menampilkan satu slot istimewa persembahan Indonesia Fashion, Art and Festival (IFAF) dan perancang APPMI dengan mengusung satu wastra andalan Jawa Barat; Tenun Majalaya. Wastra asli dari daerah Majalaya, Kabupaten Bandung ini telah menjadi kekayaan tradisi yang dikelola turun temurun dan proses pembuatannya menggunakan teknik ATBM (alat tenun bukan mesin).

Kelima desainer yang merupakan desainer modest fashion mengolah kain tenun dan sarung Majalaya menjadi koleksi busana gaun muslimah yang berkelas dan mewah, menambah nilai jual wastra ini yang biasanya dijual sebagai sarung. 

  

Bella Hasura - Hanny Lovelly

Bella Hasura mempersembahkan sarung Majalaya dalam dimensi keanggunan dan kemewahan yang dikombinasi santili dan jetsilk. Bohemian style yang lebih modern namun tetap glamour dengan sentuhan bordir Trapunto sebagai finishing touch dari desain kali ini. Potongan yang simpel dituangkan dalam long dress dan outer berwarna dominan navy serta hitam yang elegan.hanny

Ayu Dyah Andari memilih sarung Majalaya yang mempunyai ciri khas motif tenun poleng yang beraneka ragam. Ayu berharap koleksi kolaboratif ini dapat menyorot keistimewaan sarung Majalaya dan menumbuhkan rasa penasaran masyarakat terhadap variasi-variasi motif poléng yang merupakan bagian dari sejarah Jawa Barat. Garis desain Ayu Dyah Andari yang sangat feminim membangun kontras dengan palet warna sarung Majalaya yang cenderung gelap. Dihiasi sulaman payet hand-made, Ayu mengatakan bahwa koleksi ini akan sedikit berbeda dengan koleksi Rose and Beyond yang Ia luncurkan saat London Fashion Week pada September lalu. “Koleksi kolaboratif ini akan bernuansa hijau tua, navy dan coklat tua. Karena, saya menyesuaikan desain pakaian dengan warna-warna khas sarung Majalaya,” ujar Ayu.

  

Rya Baraba - Ayu Dyah Andari

Rya Baraba, mempresentasikan kembali sejarah Majalaya pada era lampau yang menjadi salah satu daerah ramai dan padat penduduk karena menjadi daerah industri tekstil terbesar saat itu. Garis rancang yang klasik dan glamour sebagai bentuk komunikasi fashion agar setiap orang kembali mencintai dan mengingat sejarah lokal konten yang ada di kota Majalaya.

Tema 'Sangkamaja' yang berarti kejayaan tanpa batas, dipilih oleh Zuebarqa by Benz. Memadukan gaya edgy, feminim dan sedikit maskulin etnik kontemporer modern. Material yang dipakai selain kain Tenun Majalaya adalah beberapa perpaduan kain pabrik tekstil seperti brukat, jetsilk dan bahan plisket.

See also:
-- Gelar Koleksi 4 Desainer ModestFFFund di Amsterdam -- Permainan Kotak, Silang dan Persimpangan Lisa Fitria -- Kolaborasi Istimewa Aleza -- Semarak Warna Balon Udara Hannie Hananto --

Tags

please login to comment.

RELATED ARTICLES

Permainan Kotak, Silang dan Persimpangan Lisa Fitria

Permainan Kotak, Silang dan Persimpangan Lisa Fitria

READ MORE
Desain Terakhir Karl Lagerfeld untuk Fendi Ditampilkan di Milan Fashion Week

Desain Terakhir Karl Lagerfeld untuk Fendi Ditampilkan di Milan Fashion Week

Banyak sekali legacy yang ditinggalkan sang perancang iconic dunia ini, salah satunya tentang loyalitas dan perjalanan menuju kesempurnaan.

READ MORE